Wednesday, July 20, 2011

SAKIT ADIKKU






 di sela-sela nunggu, cari udara segar di parkiran.

 sepupu yang nemenin di RS

 Pohon pinus berdaun Anggrek di taman RS.

tempat sampah di bawah jendela ruangan 17 !


Imas Komariah, adikku, tengah hamil delapan bulan.. kondisi kehamilannya normal, janinnya sehat, tapi adikku sering mengeluh sakit kepala, awalnya begitu…

Kami kira sakit kepalanya itu adalah wajar karena bawaan hamil, saat diperiksa ke bidan juga dugaannya sama. Tapi makin hari makin sering saja adikku mengalami sakit kepala yang sangat, bahkan kadang diselingi muntah-muntah, itupun kami kira hanya pengaruh dari kondisinya yang lagi hamil.

Tapi semakin sering adikku mengalami sakit kepala semakin sering juga dia muntah-muntah semalaman, kamipun sangat khawatir. Besoknya diperiksakan ke Rumah Bersalin dekat rumah, dan harus rawat inap.. satu hari, dua hari, sampai tujuh hari kondisi adikku tidak kunjung membaik, dokter kandunganpun akhirnya berkesimpulan ada penyakit lain di kepalanya, lalu mengkonsultasikan ke sejawatnya, dokter ahli syaraf. 

Dari hasil diagnosa dokter kandungan dan rekannya yang dokter syaraf, penyakit adikku  dinyatakan Vertigo, yaitu perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.Untuk lebih yakinnya, dokterpun menyarankan dilakukan CT scan. Lalu dibuatkan surat pengantar ke RS untuk segera di- CT scan. Segera saja adikku dibawa ke RS.

Selama tujuh hari adikku belum juga di-CT scan. Obat-obatan, injeksi, tes darah, gonta-ganti infus sudah tak terhitung lagi, sampai tangan adikku  kiri-kanannya penuh dengan bekas jarum suntik dan jarum infus.

Hari kedelapan barulah dilakukan CT scan, itupun diulang sampai dua kali karena kata petugas, dari surat pengantarnya memakai kontras sedangkan CT scan yang tadi tidak memakai kontras, jadi harus diulang. Sayapun dengan polos bertanya pada petugasnya, “kenapa dok, sampai harus diulang? Bukannya di surat pengantar sudah dicantumkan ST scan dengan contras?”. “iya sih memang di pengantarnya begitu, tapi kami khawatir ada efek samping ke kandungannya…” jawab sang petugas.  Saya hanya meng – “oooh” saja, tapi dalam hati saya jadi heran “kok engga menuruti saja surat pengantar CT scan dengan kontras dari dokter ya? Atau menganggap dokter yang ngasih surat pengantarnya ga kompeten?”. Ah, buru-buru saya tepis, saya ga berani berfikir yang bukan-bukan, apalagi diutarakan…takut nantinya jadi kayak kasus Prita :P  

Hari kesembilan hasil CT scan keluar, diketahui di kepala adikku terdapat tumor dan harus dioperasi, tentu saja kami kaget, sedih, dan heran.. kenapa baru sekarang, setelah delapan hari baru CT scan? Kenapa engga di awal hari seperti yang disarankan dari awal waktu dirujuk ke sini?

Ternyata sebelum dilakukan oprasi pengangkatan tumor, adikku masih harus melewati operasi lainnya yaitu terlebih dahulu memasang semacam selang/ saluran untuk mengalirkan cairan dari otak ke kandungan, entah apa istilah medisnya, dan  itu katanya permanen, belum  lagi pastinya nanti proses lahiran dengan oprasi caesar.. seluruh keluargaku pun kebingungan, dari mana biaya untuk itu semua… 

Tapi yang membuat kami memutuskan untuk menolak oprasi di RSHS dan menundanya bukan hanya masalah biaya, ada hal lain !!  dan saya tidak akan membahasnya. 

Setelah membereskan administrasi, setelah terjadi perdebatan, dan setelah saat-saat yang menyebalkan, singkatnya adik saya dibawa pulang , “pulang paksa”, entah kenapa istilah itu jadi menggelikan buat saya, bukan karena senada dengan “kawin paksa”,, tapi lebih terkesan “penculikan” : oleh keluarga sendiri..  :D

Sesampainya di rumah, kamipun terus berikhtiar demi kesembuhan adikku, mencari sebanyak-banyaknya informasi tentang pengobatan alternatif, obat-obatan herbal, dan berdo’a sebanyak-banyaknya. Walaupun tanpa infus, di rumah Alhamdulillah ada kemajuan, dia mau makan, minum obat, ngobrol, tersenyum saat ada yang bercanda, mungkin karena faktor psikologis juga di rumah sendiri lebih nyaman dari Rumah Sakit.. ya, mungkin seharusnya Rumah Sakit diganti namanya jadi Rumah Sehat. 

Walaupun tidak terlalu memprihatinkan, tapi kini kondisinya masih lemah, belum bisa bangun dari tempat tidur, masih suka muntah, sementara bayi dalam kandungannya terus bergerak… saya mohon do’a untuk kesembuhannya dan kesehatan bayi dalam kandungannya.

1 comment:

  1. Semoga adiknya cepat sembuh ya, Nak. Dan juga kondisi calon keponakan, agar sehat selalu dan persalinannya lancar. Amin.

    Smangat!! :)

    ReplyDelete