Sunday, July 31, 2011

Hotel Geulis, Dago


Pada kesempatan berikutnya, tepatnya 2 minggu setelah menggambar di sekitar Sabuga, kembali saya bersama para mahasiswa & mahasiswi di kuliah gambar bentuk I, mengunjungi daerah sekitar jalan Dago, salah satu ruas jalan yang sangat terkenal di kota Bandung. Dahulu terkenal sebagai pemukiman elit orang-orang Belanda & para menak alias kaum bangsawan kota Bandung. Seiring waktu bangunan-bangunan bergaya klasik kolonial tersebut satu demi satu lenyap, tergusur kemajuan dunia bisnis & gaya hidup. Dago kini terkenal sebagai salah satu pusat bisnis, dengan bangunan-bangunan baru bergaya minimalis yang difungsikan sebagai Factory Outlet, Show Room Otomotif, Bank, Restaurant, Cafe, Hotel, tempat pemuas hasrat konsumerisme para wisatawan baik lokal maupun mancanegara sebagai imbas dari budaya kapitalisme yang menjangkiti kota Bandung sang Paris Van Java yang kini menyandang gelar sebagai kota Kosmopolitan, kota Aneka Budaya & Gaya Hidup. Maka, kami pun menyebar di seantero wilayah jalan Dago ini, menangkap objek-objek yang menarik dengan goresan-goresan sketsa...Saya pun tak mau ketinggalan, selagi sempat, sebelum meng-acc hasil sketsa para mahasiswa/wi...Saya In Action...Hotel Geulis ini...Unik....sebelumnya dia adalah sebuah rumah tua bergaya kolonial yang sudah tak terawat, bangunan satu lantai yang reyot & kumuh, yang mungkin sudah di tinggal pergi / mati pemiliknya...kemudian di jual oleh ahli waris sang pemilik kepada pengusaha Pariwisata, yang mengubahnya menjadi hotel cantik ini, uniknya..berbeda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya yang malih rupa menjadi bergaya Modern Minimalis, sebaliknya Ia masih tetap dibangun menurut pakem gaya Art Deco Klasik era Kolonial, tentu saja dengan sentuhan masa kini. Maka berdirilah Ia, Hotel mungil yang Geulis (geulis = cantik dalam bahasa sunda) . Saya sengaja mengambil bagian paling menarik & eye catching dari bangunan ini yaitu bagian atas depannya, terutama di bagian kubah atapnya, di bagian itulah terdapat ornamen-ornamen yang cantik & menjadi ciri khas bangunan tersebut. Lagipula sebagian besar bagian bawahnya bila dilihat dari sudut pandang lokasi tempat saya menskets tertutup oleh lebatnya rumpun bambu yang tumbuh dari sebuah bangunan restoran sunda di sebelahnya. Dengan menggunakan media ballpoint, pinsil 4B, tissue & pinsil warna, maka inilah dia hasil yang dapat saya peroleh dari kegiatan mensketsa saat itu...Enjoyed !!

Sungai & Perkampungan Warga daerah Taman Hewan

Sebuah sketsa landscape yang dibuat di sela-sela tugas saya sebagai dosen memberikan bimbingan dan acc kepada mahasiswa/wi saya di kuliah gambar bentuk I. Kebetulan pada hari itu, hari selasa materi yang sedang digarap adalah menggambar landscape dengan mengambil objek perumahan warga di sekitar aliran sungai Cikapundung. Dan untungnya ada sebuah tempat yang bagus untuk merekam itu semua, yaitu di pinggir bangunan Sasana Budaya Ganesha milik ITB. Mungkin belum begitu banyak orang yang tahu ataupun perduli untuk mencoba melihat-lihat ke situ pada saat kunjungan mereka ke Gedung Megah milik salah satu perguruan Tinggi ternama di kota Bandung ini. Padahal hanya beberapa langkah dari pintu masuk utamanya, kita bisa mendapati sebuah bangunan Pintu Air, dari bangunan itu kita bisa menengok suasana yang cukup kontras dengan kemegahan gedung Sasana Budaya Ganesha tersebut, ya...Sabuga (demikian biasa disingkat) dibangun bersebelahan dengan salah satu wilayah terpadat pemukiman penduduk kota Bandung, Taman Hewan, yang berada di bawah kecamatan Taman Sari. Daerah padat penduduk yang dibelah oleh aliran sungai terbesar dan terpanjang di kota Bandung, sungai Cikapundung. Sebuah potret kemiskinan & kekumuhan dapat dilihat di sana, berbagai bentuk & ukuran rumah-rumah rakyat kecil yang sebenarnya kurang layak huni terlihat jelas saling tumpang tindih membentuk semacam komposisi yang semrawut campur aduk, menghiasi pinggir sungai Cikapundung. Ya, sambil mendampingi mereka menggambar saya sempatkan pula untuk mensket suasana yang menurut saya cukup menarik dari sudut pandang yang bisa saya dapat dari posisi saya saat itu. Dan inilah hasilnya setelah selama kurang lebih 45 menit'an saya goreskan drawing pen saya di selembar kertas A4, setelah kembali ke kampus baru saya tambahkan warna menggunakan spidol warna....Selamat menikmati...:)

Saturday, July 30, 2011

Rumah Ibu Inggit Garnasih


Sama halnya ketika hendak menuju keliling kota, di sebuah jalan yang bernama Ibu Inggit Garnasih (maaf kalau salah nama jalannya, soalnya lupa lagi) ada semacam keramaian di sebuah rumah dimana saya juga belum mengetahui bahwa rumah tersebut adalah rumah yang cukup punya nilai sejarah, ya rumah itu adalah rumah Ibu Inggit Garnasih (tentang beliau mungkin sudah banyak yang mengetahuinya), sebelum memasuki area rumah tersebut, ada sebuah spanduk yang terbentang di tengah jalan kalau tidak salah bertuliskan "Peresmian Rumah Bersejarah Ibu Inggit Garnasih" entah saya pun kurang begitu mengerti kenapa baru sekarang diresmikannya? :) yah dari pada pusing-pusing saya langsung abadikan saja sebagai oleh-oleh akhir tahun 2010 ...

Tugu Bandung Lautan Api


Suatu siang dimana saya juga lupa lagi hendak kemana, kebetulan lewat jalan Tegallega tanpa sadar mata pun tertuju pada sebuah tugu yang sudah lama tidak saya lihat, terutama areal taman Tegallega itu sendiri, tugu itu adalah Tugu Bandung Lautan Api. Cukup terkejut tapi tidak begitu kaget, karena pada saat akan masuk tepat didepan gerbang saya dipungut bayaran sektiar IDR 1000. Pada siang itu suasana tidak terlalu ramai, saya coba berkeliling area taman Tegallega, cukup mengesankan karena kini keadaannya sudah agak tertata rapih dan agak bersih. Maka dengan segera saya keluarkan "senjata" (sketchbook + ballpoin) dan menangkap wajah sang Tugu penanda perjuangan Bandung Selatan :)

Thursday, July 28, 2011

Wednesday, July 20, 2011

santai di Taman Bacaan


Ini adalah tempat yang cukup nyaman untuk bercengkarama, nongkrong, santai bersama teman - teman, atau ketika sedang sendirian.
Di bandung, banyak taman bacaan yang menyediakan tempat untuk membaca buku nya tersendiri dengan konsep yang hibrid dengan Cafe.
Sambil membaca buku, majalah, pengunjung bisa memesan makanan dan minuman yang menyediakan cukup banyak pilihan, dan juga bisa wi- fi an.
Favorit saya di jl. pager gunung dan di jl.banda





*adalah sketsa para pembaca buku yang sedang menikmati waktu mereka

SAKIT ADIKKU






 di sela-sela nunggu, cari udara segar di parkiran.

 sepupu yang nemenin di RS

 Pohon pinus berdaun Anggrek di taman RS.

tempat sampah di bawah jendela ruangan 17 !


Imas Komariah, adikku, tengah hamil delapan bulan.. kondisi kehamilannya normal, janinnya sehat, tapi adikku sering mengeluh sakit kepala, awalnya begitu…

Kami kira sakit kepalanya itu adalah wajar karena bawaan hamil, saat diperiksa ke bidan juga dugaannya sama. Tapi makin hari makin sering saja adikku mengalami sakit kepala yang sangat, bahkan kadang diselingi muntah-muntah, itupun kami kira hanya pengaruh dari kondisinya yang lagi hamil.

Tapi semakin sering adikku mengalami sakit kepala semakin sering juga dia muntah-muntah semalaman, kamipun sangat khawatir. Besoknya diperiksakan ke Rumah Bersalin dekat rumah, dan harus rawat inap.. satu hari, dua hari, sampai tujuh hari kondisi adikku tidak kunjung membaik, dokter kandunganpun akhirnya berkesimpulan ada penyakit lain di kepalanya, lalu mengkonsultasikan ke sejawatnya, dokter ahli syaraf. 

Dari hasil diagnosa dokter kandungan dan rekannya yang dokter syaraf, penyakit adikku  dinyatakan Vertigo, yaitu perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.Untuk lebih yakinnya, dokterpun menyarankan dilakukan CT scan. Lalu dibuatkan surat pengantar ke RS untuk segera di- CT scan. Segera saja adikku dibawa ke RS.

Selama tujuh hari adikku belum juga di-CT scan. Obat-obatan, injeksi, tes darah, gonta-ganti infus sudah tak terhitung lagi, sampai tangan adikku  kiri-kanannya penuh dengan bekas jarum suntik dan jarum infus.

Hari kedelapan barulah dilakukan CT scan, itupun diulang sampai dua kali karena kata petugas, dari surat pengantarnya memakai kontras sedangkan CT scan yang tadi tidak memakai kontras, jadi harus diulang. Sayapun dengan polos bertanya pada petugasnya, “kenapa dok, sampai harus diulang? Bukannya di surat pengantar sudah dicantumkan ST scan dengan contras?”. “iya sih memang di pengantarnya begitu, tapi kami khawatir ada efek samping ke kandungannya…” jawab sang petugas.  Saya hanya meng – “oooh” saja, tapi dalam hati saya jadi heran “kok engga menuruti saja surat pengantar CT scan dengan kontras dari dokter ya? Atau menganggap dokter yang ngasih surat pengantarnya ga kompeten?”. Ah, buru-buru saya tepis, saya ga berani berfikir yang bukan-bukan, apalagi diutarakan…takut nantinya jadi kayak kasus Prita :P  

Hari kesembilan hasil CT scan keluar, diketahui di kepala adikku terdapat tumor dan harus dioperasi, tentu saja kami kaget, sedih, dan heran.. kenapa baru sekarang, setelah delapan hari baru CT scan? Kenapa engga di awal hari seperti yang disarankan dari awal waktu dirujuk ke sini?

Ternyata sebelum dilakukan oprasi pengangkatan tumor, adikku masih harus melewati operasi lainnya yaitu terlebih dahulu memasang semacam selang/ saluran untuk mengalirkan cairan dari otak ke kandungan, entah apa istilah medisnya, dan  itu katanya permanen, belum  lagi pastinya nanti proses lahiran dengan oprasi caesar.. seluruh keluargaku pun kebingungan, dari mana biaya untuk itu semua… 

Tapi yang membuat kami memutuskan untuk menolak oprasi di RSHS dan menundanya bukan hanya masalah biaya, ada hal lain !!  dan saya tidak akan membahasnya. 

Setelah membereskan administrasi, setelah terjadi perdebatan, dan setelah saat-saat yang menyebalkan, singkatnya adik saya dibawa pulang , “pulang paksa”, entah kenapa istilah itu jadi menggelikan buat saya, bukan karena senada dengan “kawin paksa”,, tapi lebih terkesan “penculikan” : oleh keluarga sendiri..  :D

Sesampainya di rumah, kamipun terus berikhtiar demi kesembuhan adikku, mencari sebanyak-banyaknya informasi tentang pengobatan alternatif, obat-obatan herbal, dan berdo’a sebanyak-banyaknya. Walaupun tanpa infus, di rumah Alhamdulillah ada kemajuan, dia mau makan, minum obat, ngobrol, tersenyum saat ada yang bercanda, mungkin karena faktor psikologis juga di rumah sendiri lebih nyaman dari Rumah Sakit.. ya, mungkin seharusnya Rumah Sakit diganti namanya jadi Rumah Sehat. 

Walaupun tidak terlalu memprihatinkan, tapi kini kondisinya masih lemah, belum bisa bangun dari tempat tidur, masih suka muntah, sementara bayi dalam kandungannya terus bergerak… saya mohon do’a untuk kesembuhannya dan kesehatan bayi dalam kandungannya.

Monday, July 18, 2011

Servis


Seperti halnya sepeda motor yang  diservis rutin setiap...500km...dst. ke bengkel servis paling dekat, komputerpun selayaknya dirawat secara berkala, seperti men-defrag hardisk secara berkala, pasang anti virus, ventilasi yang baik, dsb, supaya awet dan tidak rewel saat dipakai ...
Tapi, kalau kasusnya seperti yang dialami teman saya, Ichan Sang Operator Warnet, yang seringkali alisnya berkerut dan wajahnya ditekuk oleh sebab koneksi internet yang sering putus-putus, lelet, bahkan tidak jarang RTO saat di-ping ke modem? waah, bagaimana memperbaikinya? ... daripada memeriksa jaringan kabel yang menghubungkan komputer ke modem - router, dan prosedur lainnya, teman saya itu -Ichan sang operator- lebih suka angkat gagang telepon lalu complain ke 147,,   "Hallo...?!."

Sunday, July 17, 2011

sket bareng di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)






Pada suatu sabtu sore di pekan ke-dua bulan mei yang lalu, anak - anak Indonesia's Sketchers Bandung kembali turun ke lokasi untuk melakukan sketsa bersama. Lokasi yang kita datangi kali ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dahulu lebih di kenal dengan nama kampus IKIP bandung.

Telah santer terdengar bahwa kawasan ini adalah salah satu tempat yang masih menyimpan kesejukan kota bandung, yang sekarang makin lama makin panas.
Tempatnya yang berada di daerah atas kota bandung (terminal Ledeng, menuju lembang) menyediakan keteduhan dan kesejukan yang juga di akibatkan pohon - pohon rindangnya yang masih kokoh berdiri.

Beberapa orang sketcher yang merekomendasikannya, adalah anggota kami yang juga mahasiswa kampus ini.

Berkumpul di pintu gerbangnya yang besar, tepat berada di tikungan jalan yang menanjak, kami mulai masuk ke dalam kampus. Spot pertama yang di tuju adalah Taman kampus Upi.

Terletak di bagian dalam, tepatnya di belakang Villa Isola, ini adalah taman yang sangat nyaman untuk di datangi. Kesan yang saya dapat ketika duduk di bangku taman ini adalah betapa asyiknya mahasiswa kampus ini punya tempat nongkrong sebuah taman kecil yang masih berfungsi sebagai taman.

Benarlah ketika datang, sudah ada beberapa orang muda - mudi sedang bercengkrama santai di taman itu.
Naluri sketsa teman -teman pun terstimuli dan tanpa harus pusing - pusing mencari objek, langsung mengarahkan pandangan berikut buku sketsanya kepada kedua insan tersebut. Cukup lama dan cukup banyak sketcher yang nyeket kedua muda - mudi ini, klo tak salah sekitar 4 orang seingat saya. Dan cukup lama waktu yang habis untuk fokus memindahkannya ke kertas sketsa.
Namun sayang, entah karena ilmu kami yang belum cukup mumpuni dalam 'mensketsa tanpa bayangan' (maksudnya: men sket orang, tanpa orang itu sadari bahwa sedang di sket) dua muda - mudi itu tau - tau sudah berjalan pergi melenggang melintasi jalanan taman.
Mungkin karena merasa terganggu di lirik -lirik terus, atau memang hendak pergi mencari minuman. entahlah.

Objek menarik berikutnya adalah sebuah patung di tengah taman yang saya sinyalir fungsi aslinya adalah pancuran air yang di bawahnya itu harusnya adalah sebuah kolam berbentuk kotak. Namun tidak ada air di dalamnya. kering begitu.
Patung ini memiliki bentuk artistik khas eropa. ornamen -ornamennya sangat mendetail menjadikannya bentuk yang sangat menarik.

Sementara di bagian lain taman terdapat sebuah kolam besar yang di pinggir - pinggirnya tersusun bangku - bangku taman mengelilingi, analoginya mungkin seperti danau mini.
Ini adalah tempat di mana sepasang muda - mudi yang saya ceritakan tadi duduk.

Sambil serius nyeket, di selingi obrolan santai, becandaan dan banyolan, kami di hampiri dua orang ibu - ibu muda yang menjual kue. Kue yang di bawanya banyak. Pilihannya banyak pula dan anak - anak pun mulai merapat.
Sambil makan kue, nyeket, dan ngobrol di bawah pohon yang rindang membuat suasana sore itu terasa pas dan asyik.
diatas yang menggunakan pensil adalah sketsa kedua ibu - ibu yang menjual kue itu.

Lalu lokasi berpindah ke bagian depan Villa Isola. Saya tidak mensketsa Villa tersebut, karena pada hari itu interes saya lebih ke sketsa figur orang.
Namun saya lihat banyak sekali teman - teman yang mensketsa Villa tersebut dengan antusias. Sampe ada 'lomba' cepet - cepetan sketsa oleh beberapa orang teman.
Salah satu yang sangat antusias dengan bangunan ini adalah Mas Yanuar, teman dari IS Jakarta yang hari itu sedang berada di bandung.

Sore itu diakhiri dengan sesi foto bersama di depan Villa dan foto hasil sketsa - sketsa yang di dapat hari itu.

Tampaknya Villa Isola memang menarik, saya dengar keesokan harinya beberapa orang teman janjian datang lagi kesini








Friday, July 15, 2011

Mr. Arie


Ini juga masih salah satu punggawa Indonesia Sketchers - Bdg...gathering ISGB @ UPI, Bdg.

Mr. Helmi


inilah dia Mr. Helmi dengan sket jongkoknya
punggawa Indonesia Sketchers - Bdg...gathering ISGB @ UPI, Bdg.

The Caterdral



Catedral,,,@jalan Merdeka, Bdg

Merajut


Yaah pokonyamah ibu-ibu PKK banget!!! :D @rumahku surgaku...

Thursday, July 14, 2011

Belanja, Makan Dan Ngobrol


pak haji dan bu haji sedang makan-makan, lahap..se lahap mereka berbelanja dikawasan alun-alun bandung.. :D

Dibawah Pohon Rindang


sepulang dari melihat pameran di GIM (Gedung Indonesia Menggugat) cuaca agak sedikit panas, ternyata membuat bapak setengah baya ini tak kuat menahannya, apalagi setelah mendorong gerobak berisi barang2 rongsokan..tak ada yang memperhatikannya selain saya :D (dan kang Iman Sonata) :p