Sunday, May 27, 2012

sketsa Anand Krishna di talkshow Neospiritual Hypnotherapy, bandung.

Sabtu kemarin grup Indonesia's Sketchers bandung kembali beraksi.
Kali ini mereka menyambangi acara talkshow dari seorang penulis terkenal, sekaligus aktivis spiritual, Anand Krishna yg sedang melaunching buku terbarunya di gedung Gramedia jl.merdeka no.43 bandung. 


Acaranya berlangsung seru dan ramai, sampai-sampai ada peserta yg berdiri dan duduk di lantai karena ruangan terlalu penuh. Diskusi ini adalah mengenai 'Hypnotheraphy' yang diulas secara menyeluruh dari sudut pandang 'timur', atau dari sudut pandang Spiritualitas; yang ternyata jauh lebih maju dari sudut pandang 'barat'.
Terlihat diatas diskusi berlangsung dengan penuh antusiasme dari para audience yang nampak fokus sepanjang acara. Pada bagian ini saya bertanya-tanya, apa yang sedang di lakukan para 'sketchers' kita ya? hehe    

Dan bagian serunya adalah ketika para punggawa IS berhasil memberi 'kejutan'  kepada para pembicara di akhir acara. Terlihat dari wajah-wajahnya yang tersenyum cerah ceria mengatakan bahwa aksi 'live sketching' hari itu sukses!
Terimakasih atas kesempatan dan Apresiasinya, Pak Anand Krishna!  
Dan selamat pula kepada teman-teman IS. Congrats!  
Sampai bertemu di aksi -aksi selanjutnya
foto: dok. Gde Trilokasianta Baloma : http://on.fb.me/N2PG2I

*di poskan juga di:  http://arieharjanoviar.blogspot.com/ 
http://indonesiasketchers.blogspot.com/ 

*untuk liputan acara, baca selengkapnya di :
http://on.fb.me/LVz7ZM
http://blog.anandashram.or.id/

Friday, October 14, 2011

patung PDAM Jl. Sultan Agung


Ini adalah sketsa lama saya yang saya buat pada 1 Juni 2010.
Di prasastinya ditulis: Patung MAPAM VII dari persatuan perusahaan air minum. Lokasi berada di jalan Dago, bandung (ke arah BIP) yang berpotongan dengan jalan Sultan Agung yang di kenal sebagai kawasan distro /clothing store. Patung ini terletak tepat di tengah pertigaan tersebut. Di dekat patung ini ada sebuah bangunan antik yang sekarang di gunakan jadi Bank btpn. bangunannya bagus.
Disebelah kanannya adalah gedung fakultas MIPA unpad. Tempatnya teduh lagi banyak pepohonan.
Daerah ini sering macet, karena memang dekat dengan lampu merah prapatan bip. Kalau sudah macet panjang biasanya motor, mobil, angkot, sepeda, sudah mulai terhenti sejak dari depan tempat patung ini berdiri.
Saya dan teman -teman menyebutnya patung Beastie Boys, karena outfitnya memang mirip dg beberapa videoklipnya beastie boys band hip - hop luar negeri , berpakaian teknisi dan ada yang membawa potongan pipa di pundaknya ..

Thursday, August 4, 2011

osanov karpov,



Pemandangan ini mungkin lumrah di temui di kota -kota indonesia, di pojokan sebuah gang, di bangku sebuah warung, membunuh waktu ketika jaga ronda, atau sekedar mengisi pikiran dan waktu yang luang.... yah itulah catur permainan olah pikir yang telah memberi indonesia kebanggaan dalam cabang olahraga perorangan setelah badminton, dari cabang ini juga lahir banyak grand master dunia dari indonesia, baik yang masih aktif seperti Susanto Megaranto ataupun yang telah beralih profesi menjadi anggota DPR seperti Utut, Dan ini lah Grandpa Master caturnya Sarijadi, Osanov Karpov sedang melawan musuh abadinya di percaturan blok 13 Sarijadi Bandung yaitu Bang Tampubolon dari tanah karo..walaupun usianya terpaut agak dekat tapi head to head antara keduanya sangat sengit, saling mengalahkan, ditemani segelas kopi abc susu dan 3 bungkus rokok djarum keduanya bertarung sengit selama 3 ronde yang melelahkan dan berlangsung dari jam 10 pagi sampe setengah enam sore, dan ini dilakukan rutin tiap minggu..ditemani lalu lalangnya penonton mereka bertarung sangat sengit...kabar terakhir yang terdengar penulis, selama bulan Ramadhan ini mereka memutuskan untuk kembali ke pusat pelatihan dulu, dan merencanakan duel lagi di bulan Syawal nanti.

-sketsa diatas kertas boks bekas rokok A-mild, pulpen carinex dengan pelikan watercolour-

Sunday, July 31, 2011

Hotel Geulis, Dago


Pada kesempatan berikutnya, tepatnya 2 minggu setelah menggambar di sekitar Sabuga, kembali saya bersama para mahasiswa & mahasiswi di kuliah gambar bentuk I, mengunjungi daerah sekitar jalan Dago, salah satu ruas jalan yang sangat terkenal di kota Bandung. Dahulu terkenal sebagai pemukiman elit orang-orang Belanda & para menak alias kaum bangsawan kota Bandung. Seiring waktu bangunan-bangunan bergaya klasik kolonial tersebut satu demi satu lenyap, tergusur kemajuan dunia bisnis & gaya hidup. Dago kini terkenal sebagai salah satu pusat bisnis, dengan bangunan-bangunan baru bergaya minimalis yang difungsikan sebagai Factory Outlet, Show Room Otomotif, Bank, Restaurant, Cafe, Hotel, tempat pemuas hasrat konsumerisme para wisatawan baik lokal maupun mancanegara sebagai imbas dari budaya kapitalisme yang menjangkiti kota Bandung sang Paris Van Java yang kini menyandang gelar sebagai kota Kosmopolitan, kota Aneka Budaya & Gaya Hidup. Maka, kami pun menyebar di seantero wilayah jalan Dago ini, menangkap objek-objek yang menarik dengan goresan-goresan sketsa...Saya pun tak mau ketinggalan, selagi sempat, sebelum meng-acc hasil sketsa para mahasiswa/wi...Saya In Action...Hotel Geulis ini...Unik....sebelumnya dia adalah sebuah rumah tua bergaya kolonial yang sudah tak terawat, bangunan satu lantai yang reyot & kumuh, yang mungkin sudah di tinggal pergi / mati pemiliknya...kemudian di jual oleh ahli waris sang pemilik kepada pengusaha Pariwisata, yang mengubahnya menjadi hotel cantik ini, uniknya..berbeda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya yang malih rupa menjadi bergaya Modern Minimalis, sebaliknya Ia masih tetap dibangun menurut pakem gaya Art Deco Klasik era Kolonial, tentu saja dengan sentuhan masa kini. Maka berdirilah Ia, Hotel mungil yang Geulis (geulis = cantik dalam bahasa sunda) . Saya sengaja mengambil bagian paling menarik & eye catching dari bangunan ini yaitu bagian atas depannya, terutama di bagian kubah atapnya, di bagian itulah terdapat ornamen-ornamen yang cantik & menjadi ciri khas bangunan tersebut. Lagipula sebagian besar bagian bawahnya bila dilihat dari sudut pandang lokasi tempat saya menskets tertutup oleh lebatnya rumpun bambu yang tumbuh dari sebuah bangunan restoran sunda di sebelahnya. Dengan menggunakan media ballpoint, pinsil 4B, tissue & pinsil warna, maka inilah dia hasil yang dapat saya peroleh dari kegiatan mensketsa saat itu...Enjoyed !!

Sungai & Perkampungan Warga daerah Taman Hewan

Sebuah sketsa landscape yang dibuat di sela-sela tugas saya sebagai dosen memberikan bimbingan dan acc kepada mahasiswa/wi saya di kuliah gambar bentuk I. Kebetulan pada hari itu, hari selasa materi yang sedang digarap adalah menggambar landscape dengan mengambil objek perumahan warga di sekitar aliran sungai Cikapundung. Dan untungnya ada sebuah tempat yang bagus untuk merekam itu semua, yaitu di pinggir bangunan Sasana Budaya Ganesha milik ITB. Mungkin belum begitu banyak orang yang tahu ataupun perduli untuk mencoba melihat-lihat ke situ pada saat kunjungan mereka ke Gedung Megah milik salah satu perguruan Tinggi ternama di kota Bandung ini. Padahal hanya beberapa langkah dari pintu masuk utamanya, kita bisa mendapati sebuah bangunan Pintu Air, dari bangunan itu kita bisa menengok suasana yang cukup kontras dengan kemegahan gedung Sasana Budaya Ganesha tersebut, ya...Sabuga (demikian biasa disingkat) dibangun bersebelahan dengan salah satu wilayah terpadat pemukiman penduduk kota Bandung, Taman Hewan, yang berada di bawah kecamatan Taman Sari. Daerah padat penduduk yang dibelah oleh aliran sungai terbesar dan terpanjang di kota Bandung, sungai Cikapundung. Sebuah potret kemiskinan & kekumuhan dapat dilihat di sana, berbagai bentuk & ukuran rumah-rumah rakyat kecil yang sebenarnya kurang layak huni terlihat jelas saling tumpang tindih membentuk semacam komposisi yang semrawut campur aduk, menghiasi pinggir sungai Cikapundung. Ya, sambil mendampingi mereka menggambar saya sempatkan pula untuk mensket suasana yang menurut saya cukup menarik dari sudut pandang yang bisa saya dapat dari posisi saya saat itu. Dan inilah hasilnya setelah selama kurang lebih 45 menit'an saya goreskan drawing pen saya di selembar kertas A4, setelah kembali ke kampus baru saya tambahkan warna menggunakan spidol warna....Selamat menikmati...:)

Saturday, July 30, 2011

Rumah Ibu Inggit Garnasih


Sama halnya ketika hendak menuju keliling kota, di sebuah jalan yang bernama Ibu Inggit Garnasih (maaf kalau salah nama jalannya, soalnya lupa lagi) ada semacam keramaian di sebuah rumah dimana saya juga belum mengetahui bahwa rumah tersebut adalah rumah yang cukup punya nilai sejarah, ya rumah itu adalah rumah Ibu Inggit Garnasih (tentang beliau mungkin sudah banyak yang mengetahuinya), sebelum memasuki area rumah tersebut, ada sebuah spanduk yang terbentang di tengah jalan kalau tidak salah bertuliskan "Peresmian Rumah Bersejarah Ibu Inggit Garnasih" entah saya pun kurang begitu mengerti kenapa baru sekarang diresmikannya? :) yah dari pada pusing-pusing saya langsung abadikan saja sebagai oleh-oleh akhir tahun 2010 ...

Tugu Bandung Lautan Api


Suatu siang dimana saya juga lupa lagi hendak kemana, kebetulan lewat jalan Tegallega tanpa sadar mata pun tertuju pada sebuah tugu yang sudah lama tidak saya lihat, terutama areal taman Tegallega itu sendiri, tugu itu adalah Tugu Bandung Lautan Api. Cukup terkejut tapi tidak begitu kaget, karena pada saat akan masuk tepat didepan gerbang saya dipungut bayaran sektiar IDR 1000. Pada siang itu suasana tidak terlalu ramai, saya coba berkeliling area taman Tegallega, cukup mengesankan karena kini keadaannya sudah agak tertata rapih dan agak bersih. Maka dengan segera saya keluarkan "senjata" (sketchbook + ballpoin) dan menangkap wajah sang Tugu penanda perjuangan Bandung Selatan :)